10 February 2010

twenty-one years old.. :)

Ulang tahun saya jatuh setiap tanggal 20 Januari. Tahun ini, 2010, saya akhirnya mendapati diri saya berumur 21 tahun. Merayakan ulang tahun dengan teman terdekat dan juga teman-teman baru saya di KKN -saya bakal bikin satu posting khusus tentang mereka nanti-, membuat saya merasa kembali bersyukur atas umur yang telah dilimpahkan oleh Tuhan YME kepada saya.

Menjadi 21 tahun mungkin bukan hal yang terlalu spesial untuk saya pribadi. Namun di usia ini saya menjadi -secara sadar atau tidak- sering berpikir tentang kehidupan saya kelak. Beberapa pertanyaan dan juga gambaran yang sering muncul dalam benak saya adalah hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan, pekerjaan, dan jodoh.

Biarkan saya bercerita satu per satu tentang ketiga hal tadi..

  • Pendidikan

mmhh.. bicara mengenai pendidikan, bagi saya adalah seputar kapan saya lulus; kapan saya lanjut studi s2; dan dimana nanti saya studi s2. Poin-poin ini pun akan turun beranak pinak menjadi poin-poin yang lebih banyak lagi. Jika ditanya kapan saya lulus, saya lantas bertanya pada diri saya, “kapan mau UP?”, dan bagian diri saya yang lain menjawab, “PEDE banget mau UP, emang udah tau mau bahas apa??”.. (sabar-sabar Anggi, jangan stress dulu, by the time goes by kamu bakal tau kok..) :D

Lalu, kalau ditanya kapan akan S2, saya dihadapi oleh beberapa poin yang juga saya masih belum tahu bagaimana kenyataannya nanti. Apakah saya akan melanjutkan studi S2, atau saya akan cari kerja dulu?? Hmm.. Namun untuk mempermudah persoalan ini saya sering sharing dengan beberapa teman dan juga ibu saya, dan jawaban untuk pertanyaan ini adalah “bahwa saya akan ngejar dulu lulus S1 (back to this point), lalu setelah itu langsung cari beasiswa S2 sambil cari kerja, nahhh, yang mana yang akan didahulukan, tergantung dengan mana yang dianggap lebih menguntungkan nantinya….”

hehe. apakah itu cukup bijak? mudah2an iya.. :)

  • Pekerjaan

Entah mengapa perihal pekerjaan ini juga sudah menghantui saya yang sebenarnya masih berstatus mahasiswa tingkat tiga,padahal saya kan masih punya sekitar satu tahun lagi untuk berpikir masalah ini. Hm, anyway, saya tetep sering menjadikan perihal pekerjaan ini sebagai sesuatu yang melintas di benak saya akhir-akhir ini. Sampai-sampai saya sudah bikin beberapa rencana tentang akan menjadi apa saya nantinya..

Here are some lists about the job that i want.. :)

menjadi diplomat (mm yang ini terpengaruh karena arus utama the most wanted job di jurusan saya kuliah)„ menjadi dosen (yang ini terpengaruh karena ibu saya yang dosen, dan kesenangan saya untuk menjelaskan sesuatu..)„ menjadi anchor (yang ini sih cita-cita dari SMA, gara2 pernah juara I lomba baca berita.. hehe)„ menjadi event-organizer (hmm yang ini karena angan-angan bersama banyak teman gila saya di dunia per-bambu-an, dan juga teman-teman Symphonesia saya..)„ menjadi marketing sebuah perusahaan (halaaahh„ yang ini merupakan akibat perbuatan Arman R. Furqon, seorang kakak, guru, dan teman menyampah yang mengajarkan saya tentang seluk beluk menjadi marketing yang baik… Hayoh tanggung jawab aku jadi memasukan marketing ke dalam list kerjaku..)„ and last but not least, menjadi istri diplomat (haha.. yang ini sih cita-cita se-cita-cita-nya„ gara2 pengalaman berkelana ke negeri orang beberapa kesempatan, jadi menyadari bahwa jadi istri diplomat itu sangat keren.. :p)..

image

This picture was taken when i’m in the middle of Expand the Sound of Angklung 2008. I was in front of the Indonesian Embassy of Vatikan, in Rome, Italy. The people in the picture mentioned from left to right were ME, Amny, Bu Dewi, and Kang Burhan.


  • Jodoh

Hehehehe.. Let LOL first.. :D

sudah.

Jodoh, saya ibaratkan sebagai “halyanggakmungkingakdipikirintapikalodipikirinbikinbingungsendiri”.

Saya bisa bilang demikian karena banyak orang bilang jodoh itu di tangan Tuhan. Namun kata-kata ini justru menjadi bumerang bagi diri kita sendiri. Seharusnya jika kita benar berpikiran dan berpegangan bahwa jodoh itu di tangan Tuhan, gak perlu ada kekhawatiran di diri kita tentang perkara jodoh. Kenyataannya, banyak orang yang dalam usia-usia tertentu sering bertanya pada dirinya sendiri, “siapakah jodohku?”. Saya bilang ini sebagai bumerang karena kita sering menafikan kenyataan tentang kekhawatiran kita akan hal jodoh, padahal itu sering kita pikirkan.

Bagi saya yang baru berumur 21 ini, membicarakan tentang jodoh adalah membicarakan tentang komitmen. Membicarakan komitmen akan berujung pada kesiapan saya atau tidak. yap, saya sekarang bukan lagi memikirkan tentang siapa jodoh saya (sudah beberapa kali gagal dalam urusan percintaan jadi kapok kalo berharap terlalu jauh), namun saya berpikir tentang apakah saya sudah siap berkomitmen atau belum. Dulu ketika berumur 17 tahun saya selalu percaya diri bahwa saya ingin cepat menikah, karena akan menyenangkan menghabiskan sisa hidup dengan orang terkasih. Namun, ketika sekarang saya menginjakkan diri saya di umur 21, justru saya semakin takut atau merasa belum siap untuk mengikatkan diri dalam komitmen pernikahan.

Namun jangan lantas menyimpulkan saya takut atau tidak mau menikah. Nanti mungkin, ketika saya berusia 23, 24, atau 25, hal-hal yang berkaitan dengan komitmen seumur hidup ini akan menjadi lebih jelas. SEMOGA. AAMIIN. :)

Saya ingin ketika nanti tiba waktunya, saya akan menemukan pasangan yang tepat bagi saya, yang menjadi ridho orang tua saya, lantas akan menjadi ridho Allah SWT. aamiin..